Perkembangan
Teknologi di Korea Selatan
Korsel nyata-nyata telah berhasil memerdekaan
dirinya dari belenggu kemiskinan ilmu pengetahuan dan ketidakmampuan teknologi.
Tak diragukan, Korsel telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan
ekonomi yang pesat dan dalam waktu sekitar 30 tahun telah beralih menjadi
negara industri. Suatu proses yang lumayan singkat ditandai sejak
dicanangkannya Rencana Pembangunan Ekonomi Lima Tahun pada tahun 1962 yang
perlahan namun pasti meningkatkan nilai ekspor dan GNP.
Karakteristik
inovasi iptek Korea Selatan
Mengingat kaitan langsung antara
industrialisasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka boleh
dikatakan perkembangan industri di suatu negara merupakan cerminan dari
perkembangan inovasi iptek. Sedangkan Korsel justru memiliki karakteristik
terbalik yaitu perkembangan inovasi merupakan cerminan dari perkembangan
industri. Dengan demikian bisa dikatakan industri Korsel tumbuh lebih dahulu
kemudian menyediakan acuan bagi arah perkembangan inovasi teknologi.
Kecenderungan ini mungkin agak serupa dengan Jepang maupun Taiwan yang
melakukan lompatan industri kemudian mencoba mengurai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang menjadi pijakan industri tersebut.
Perlu dicatat dalam hal ini adalah pola
kebijakan penggunaan lisensi asing (foreign
licensing) dalam menjalankan praktek akuisisi teknologi asing,
berbeda dengan cara beberapa negara di kawasan Asia Tenggara yang menerapkan
kebijakan investasi asing langsung (foreign
direct investment). Tentu saja penggunaan foreign licensing bukanlah yang
dominan karena pada saat awal Korsel tegak kembali, dia tidak cukup memiliki
uang untuk membeli lisensi asing. Disamping itu, Korsel mendapat keuntungan
berupa pembelajaran teknologi, penataan produksi maupun pembuatan barang-barang
orisinil yang diperoleh dari pembelian lisensi asing untuk industri ringan
pengganti barang-barang impor. Karakteristik yang juga unik adalah tumbuh dan
berkembangnya berbagai lembaga ilmu pengetahuan dan teknologi nasional yang
menjadi inkubator atau lembah silicon ala Korsel.
Evolusi inovasi iptek di Korea Selatan
Korsel juga menderita
segala kekurangan setelah dijajah Jepang. Selepas perang saudara, modal
awal yang dimiliki Korsel adalah lembaga penelitian dan pengembangan pertahanan
nasional dan badan penelitian energi atom yang didirikan tahun 1959. Pada tahun
1960-an Korsel mulai belajar dari negara lain terutama Amerika Serikat dalam
mengembangkan riset bidang industri ringan. Pada periode 1970 an, Korsel mulai
berkonsentrasi pada pengembangan industri mesin dan industri kimia. Pada
periode tersebut pemerintah Korsel mendirikan badan riset pemerintah (Government
Research Institute, GRI) dalam bidang permesinan dan kimia.
Faktor
umum penggerak evolusi iptek Korea Selatan
Terlepas dari masalah peran Amerika Serikat
yang demikian besar di masa awal pembangunan kembali korsel setelah perang
saudara, (presiden Science & Technology Policy Institute, STEPI Korea
Selatan sempat menunjukkan ekspresi ketidaksenangan ketika menanggapi
pernyataan ini dalam sebuah seminar), namun Korsel sendiri sesungguhnya juga
mencanangkan program riset dan pengembangan ala Korsel yang disebut “Indigious R&D for Technological
Competitiveness”. Program ini mulai aktif semenjak tahun 1980
disaat pertumbuhan industri Korsel semakin pesat dan kompleks dan negara-negara
maju yang sebelumnya adalah rekanan bisnis mulai memandang Korsel sebagai
pesaing kuat.
Secara umum, faktor-faktor yang telah
mempengaruhi perkembangan inovasi iptek Korsel adalah penerapan secara sinergis
strategi pemerintah dan kaum industriawan untuk senantiasa mencari sumber-daya,
pasar maupun teknologi di luar Korsel (outward
looking), kebijakan pembangunan dengan target industrialisasi,
kebijakan dengan orientasi industri besar, tersedianya sumber daya manusia yang
memadai, dan pembangunan infrastruktur iptek yang dimotori oleh pemerintah. Tak
pelak kekuatan menonjol dari perkembangan inovasi Korsel adalah komitmen kuat
pemerintah terhadap pengembangan iptek berbasis teknologi nasional ditunjukkan
dengan membidani lahirnya puluhan pusat riset yang menjadi tenaga penggerak
alias driving force bagi dinamika evolusi perkembangan iptek Korsel.
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar